SYARAT SHOLAT KELIMA: MENGHADAP QIBLAT



▪️ Untuk Ke Daftar Isi Awal, Klik Di Sini: TERJEMAH KITAB FATHUL MU'IN



•◈ SYARAT SHOLAT KELIMA: ◈•
•【 MENGHADAP QIBLAT 】•


▪️ Menghadapkan Dada Ke Arah Kiblat

وخامسها: اِستِقبَالُ) عَينِ (القِبلَةِ) أي الكَعبَةِ، بِالصَّدرِ. فَلَا يَكفِي اِستِقبَالِ جِهَّتِهَا، خِلَافا لِابِي حَنِيفَة رحمه الله تعالى، (إلا فِي) حَقِّ العَاجِزِ عَنهُ، وَفِي صَلاةِ (شِدَّةِ خَوفٍ) وَلَو فَرضًا، فَيُصَلِّي كَيفَ أَمكَنَهُ مَاشِيًا ورَاكِبًا مُستَقبِلًا أو مُستَدبِرًا، كَهَارِبٍ مِن حَرِيقٍ وَسَيلٍ وَسِبعٍ وَحَيَّةٍ، وَمِن دَائِنٍ عِندَ إِعسَارٍ، وَخَوفِ حَبسٍ

  Dan syarat sholat yang kelima adalah menghadap tepat ke arah kiblat, yakni arah ka'bah, dengan dadanya dan bagian depan badan. Sehingga tidaklah cukup jika hanya menghadap ke arahnya saja. Tanpa tepat posisi ka'bah.

  Namun tidak demikian menurut imam Abu Hanifah rohimahulloh, Kecuali bagi orang yang memang tidak mampu memastikannya. Dan kecuali bila di dalam sholat lilkhauf (sholat karena takut sesuatu) sekalipun itu sholat fardhu. Maka dalam hal ini di bolehkan melakukan sholat sebisanya, Bisa sambil jalan, naik kendaraan, menghadap kiblat atau bahkan membelakanginya.

  Seperti sholat sambil melarikan diri dari kebakaran, air bah, binatang buas, dari kejaran ular, dan dari kejaran orang yang nagih hutang sedangkan ia dalam kesulitan untuk melunasinya. Atau lari dari tertangkap musuh.

وَ) اِلَا فِي (نَفلِ سَفَرٍ مُبَاحٍ) لِقَاصِدِ مَحَلٍ مُعَيَّنٍ، فَيَجُوزُ النَّفلُ رَاكِبًا وَمَاشِيًا فِيهِ وَلَو قَصِيرًا. نَعَم، يُشتَرَطِ أَن يَكُونَ مَقصُدُهُ عَلى مَسَافَةٍ لَا يَسمَعُ النِّدَاءَ مِن بَلَدِهِ، بِشُرُوطِهِ المُقَرَرَةِ فِي الجُمعَةِ

  Dan keculai ketika sholat sunah yang di lakukan dalam sebuah perjalanan yang mubah hukumnya (bukan tujuan maksiat) dan menuju ke suatu tempat yang telah di tentukan sebelumnya. Sehingga dalam hal ini boleh melakukan sholat sunah sambil berkendaraan, berjalan, dll. Walaupun perjalanan yang di tempuh itu jarak dekat.

  Memang benar demikian. Namun dalam hal ini, perjalanan yang di lakukan itu di syaratkan menuju ke suatu tempat yang sekiranya tidak bisa mendengar suara adzan dari wilayah tinggalnya. Sesuai syarat-syarat yang di tentukan dalam bab sholat jum'ah.

وَخَرَجَ بِالمُبَاحِ سَفَرُ المَعصِيَّةِ فَلَا يَجُوزُ تَركُ القِبلَةِ فِي النَّفلِ لِاَبِقٍ، وَمُسَافِرٍ عَلَيهِ دَينُ حَالٍ قَادِرٍ عَلَيهِ مِن غَيرِ إِذنِ دائنه

  Dan berbeda halnya jika perjalanan yang di lakukan itu untuk tujuan maksiat. Dalam hal ini, maka tidak di bolehkan melakukan sholat sunah tanpa menghadap kiblat, Seperti bagi orang yang minggat, dan orang yang pergi, sementara dia punya hutang yang harus di bayar, serta mampu untuk membayar secara kontan. Dan kepergiannya tanpa se izin orang yang memberi hutang.

▪️ Hukum Menghadap Ke Arah Kiblat

و) يَجِبُ (عَلٰى مَاشٍ إِتمَامُ رُكُوعٍ وَسُجُودٍ) لِسُهُولةِ ذٰلكَ عَلَيهِ، وَعَلٰى رَاكِبٍ إيْمَاءُ بِهمَا. (وَاستِقبَالٌ فِيهِما وَفِي تَحَرُّمٍ) وَجُلُوسٍ بين السَّجدَتَينِ، فَلَا يَمشِي إِلَّا فِي القِيَامِ والاِعتِدَالِ وَالتَّشَهُّدِ وَالسَّلَامِ

  Dan di wajibkan bagi orang yang sholat sunah sambil jalan kaki, menyempurnakan ruku dan sujud. Karena hal itu mudah baginya. Dan bagi yang berkendara maka cukup dengan isyarat saat ruku' dan sujud.

  Dan wajib menghadap kiblat ketika melakukan ruku dan sujud serta ketika takbirotul ihrom. Dan ketika duduk antara dua sujud, Sehingga tidak boleh sambil berjalan, kecuali ketika berdiri membaca fatihah, ketika i'tidal dan ketika membaca tasyahud serta salam.

وَيحرُمِ اِنحِرَافُهُ عَن استِقبَالِ صَوبِ مَقصَدِهِ عَامِدًا عَالِمًا مُختَارًا إلَّا إلٰى القِبلَةِ. وَيُشتَرَطُ تَركُ فِعلٍ كَثِيرٍ - كَعَدُوٍ وَتَحرِيكِ رِجلٍ بِلَا حَاجَةٍ - وَتركُ تَعَمُّدِ وَطئِ نَجِسٍ - وَلو يَابِسًا - وَإن عَمَّ الطَّرِيقَ، وَلَا يَضُرُّ وَطئُ يَابِسٍ خَطَأً، ولَا يُكَلَّفُ مَاشِ التَّحَفُّظَ عَنهُ

  Dan di haramkan memalingkan badan dan menghadapkan ke arah tujuannya dengan sengaja serta mengetahui bahwa itu tidak boleh, dan atas kemauan sendiri, Kecuali hanya ke arah kiblat. Yakni ketika takbir, ruku dan sujud.

  Dan di syaratkan tidak melakukan banyak gerakan, seperti berlari cepat, dan menggerak-gerakkan kaki tanpa hajat, Dan di syaratkan pula, tidak boleh sengaja menginjak najis di jalan, walaupun yang sudah kering dan walaupun najisnya berceceran sepanjang jalan.

  Dan tidaklah masalah jika salah injak pada najis yang sudah kering, Namun tidak juga di haruskan untuk super hati-hati ketika melangkahkan kaki demi menjaga dari menginjak najis.

▪️ Sholat-Sholat Yang Diperbolehkan Tanpa Menghadap Kiblat

وَيَجِبُ الاِستِقبَالِ فِي النَّفلِ لِرَاكِبِ سَفِينَةٍ غَيرِ مُلَاحٍ
 
  Dan wajib menghadap kiblat ketika sholat sunah, bagi orang yang naik perahu, kecuali bagi para pelaut di laut lepas. [SII Group].

Share :

0 Response to "SYARAT SHOLAT KELIMA: MENGHADAP QIBLAT"

Posting Komentar