21. KEUTAMAAN MENAFKAHI KELUARGA

 
▪️ Untuk Ke Daftar Isi, Klik Di Sini: TERJRMAH KITAB QURROTUL 'UYUN
 21 

•【 KEUTAMAAN MENAFKAHI KELUARGA 】•


اَلْفَائِدَةُ الثَّالِثَةُ : وَرَدَتْ اَحَادِيْثُ كَثِيْرَةٌ فِى فَضْلِ النَّفَقَةِ عَلَى الْعِيَالِ بِالنِّيَّةِ الصَّالِحَةِ وَمِنْ حَلاَلٍ

- Faidah Yang Ketiga adalah: Banyak sekali hadits-hadits yang menerangkan tentang keutamaan memberi nafkah terhadap keluarga (jika dalam memberi nafkah tersebut didasari) dengan niat yang baik dan dihasilkan dari rizki yang halal, di antaranya adalah:

قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : (اِنَّ مِنَ الذُّنُوْبِ ذُنُوْبًا لاَيُكَفِّرُهَا صَلاَةٌ وَلاَ صَوْمٌ وَلاَ جِهَادٌ، اِلاَّ السَّعِيُّ عَلَى الْعِيَالِ

  Rasulullah Saw, bersabda: "Dari berbagai bentuk dosa, diantaranya ada dosa yang tidak dapat dihapus dengan jalan mengerjakan shalat, tidak pula dengan jalan mengerjakan puasa, dan tidak pula dengan jalan mengerjakan jihad, kecuali bisa ditebus dengan jalan usaha (mencari nafkah) untuk memenuhi kebutuhan keluarga".

اَوْ كَمَا قَالَ وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : (مَنْ كَانَ لَهُ ثَلاَثُ بَنَاتٍ، فَأَنْفَقَ عَلَيْهُنَّ وَاَحْسَنَ اِلَيْهِنَّ حَتَّى يُعْنِيْهِنَّ اللّٰهُ عَنْهُ، اَوْجَبَ اللّٰهُ لَهُ الْجَنَّة الْبَتَّةَ اِلاَّ اَنْ يَعْمَلَ عَمَلاً لاَيُغْفَرُ لَهُ

  "Atau sebagaimana seperti hadits yang disabdakannya, bahwa Rasulullah Saw, bersabda: "Barang siapa seandainya mempunyai tiga anak wanita, kemudian ia memberi nafkah (dari hasil yang halal) dan berbuat baik kepada mereka, sehingga Allah Swt, memberi jalan untuk mencukupkan mereka dan tidak lagi membutuhkan kepadanya, maka ia pasti akan masuk surga, kecuali dia berbuat suatu dosa yang tidak ada ampunan baginya".

وَكَانَ ابْنُ عَبَّاسْ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا اِذَا حَدَّثَ بِهَذَا الْحَدِيْثَ قَالَ : هُوَ وَاللّٰهِ مِنْ كَرَائِمِ الْحَدِيْثِ وَغُرَرِهِ

  Ketika menceritakan hadits tersebut, Ibnu Abbas ra. berkata: "Demi Allah, hadits tersebut laksana belaian mutiara yang indah".

وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : (اَفْضَلُ دِيْنَارٍ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ دِيْناَرٌ يُنْفِقُهُ عَلَى عِيَالِهِ، وَدِيْنَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى دَابَّتِهِ فِى سَبِيْلِ اللّٰهِ، وَدِيْنَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى اَصْحَابِهِ فِى سَبِيْلِ اللّٰهِ

  Rasulullah Saw. bersabda: "Dinar (harta) yang paling utama (yang dinafkahkan oleh seseorang) adalah, dinar (harta) yang dinafkahkan untuk kepentingan keluarganya, dan juga dinar (harta) yang dinafkahkan untuk hewan ternaknya, serta dinar (harta) yang disalurkannya kepada sahabat­-sahabatnya, yang mana sahabatnya tersebut digunakannya di jalan Allah Swt".

قَالَ اَبُوْ قِلاَبَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ : وَهُوَ اَحَدُ رَوَاةِ الْحَدِيْثِ : بَدَأَ بِالْعِيَالِ، وَأَيُّ رَجُلِ اَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ رَجُلٍ يُنْفِقُ عَلَى عِيَالِ صِغَارٍ يَعِفُّهُمْ اَوْ يَنْفَعُهُمُ اللّٰهُ بِهِ وَيُغْنِيْهِمْ

  Imam Abu Qilabah ra. berkata: "Dahulukanlah nafkah untuk keluarga yang menjadi tanggunganmu, sebab orang yang besar pahalanya ialah orang yang memberi nafkah keluarganya yang masih kecil­-kecil dan memeliharanya dengan baik. Atau dengan sebab nafkah itu, Allah Swt, memberi jalan manfaat kepada mereka dan memberi jalan untuk mencukupkan mereka".

وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : (اِذَا بَاتَ اَحَدُكُمْ مَغْمُوْمًا مَهْمُوْمًا مِنْ سَبَبِ الْعِيَالِ كَانَ اَفْضَلَ عِنْدَ اللّٰهِ مِنْ اَلْفِ ضَرْبَةٍ بِالسَّيْفِ فِى سَبِيْلِ اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ

  Rasulullah Saw, bersabda: "Apabila salah seorang diantara kalian semalam suntuk dalam keadaan susah dan prihatin karena memikirkan keluarganya (sebab rizki yang sangat sempit), maka yang demikian itu bagi Allah Swt, pahalanya lebih utama dari pada 1.000 (seribu) kali sabetan pedang dimedan perang demi menegakkan agama Allah 'Azza Wa Jalla".

وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : (اِذَا اَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى اَهْلِهِ نَفَقَةً وَهُوَ يَحْتَسِبُهَا كَانَتْ لَهُ صَدَقَةً

  Nabi Saw, bersabda: "Barang siapa memberi nafkah kepada keluarganya hanya karena semata-mata mengharapkan akan Ridlo Allah Swt, maka nafkah tersebut akan tergolong sebagai pahala sedekah baginya.

وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : (اَلْيَدُ اَلْعُلْيَا اَفْضَلُ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ : اُمُّكَ وَاَبَاكَ وَاُخْتُكَ وَاَخَاكَ وَاَدْنَاكَ فَأَدْنَاكَ

  Nabi Saw. bersabda: "Tangan yang diatas itu lebih utama dari pada tangan yang dibawah. Olehkarena itu dahulukan yang termasuk kepentingan keluarga, urutannya yaitu: Ibu, bapak, saudara perempuan, saudara laki­-laki, orang yang paling dekat, kemudian yang dekat denganmu".

وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ :(مَا اَنْفَقَهُ الرَّجُلُ عَلَى نَفْسِهِ وَاَهْلِهِ وَوَلَدِهِ وَذِى رَحْمِهِ وَقَرَابَتِهِ، فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ، وَمَا وَقَی بِهِ الْمَرْءُ عِرْضَهُ كُتِبَ لَهُ صَدَقَةٌ، وَمَا اَنْفَقَ الْمُؤْمِنُ مِنْ نَفَقَةٍ، فَإِنَّ خَلَفَهَا عَلَى اللّٰهِ، وَاللّٰهُ ضَامِنٌ اِلاَّ مَا كَانَ فِى بُنْيَانٍ اَوْ مَعْصِيَةٍ

  Rasulullah Saw, bersabda: "Sesungguhnya apa (biaya) yang dinafkahkan oleh seseorang untuk membiayai hidupnya sendiri, untuk membiayai keperluan istrinya, untuk membiayai keperluan anak­-anaknya, untuk membiayai keperluan famili­-familinya, dan untuk membiayai keperluan kerabat­-kerabatnya, maka nafkah tersebut akan menjadi pahala amal sedekah baginya.

  Dan sesungguhnya apa (biaya) yang dikeluarkan oleh seseorang untuk mempertahankan harga dirinya, maka itu juga akan ditulis baginya sebagai pahala amal sedekah.

  Begitu pula apa (biaya) yang telah diberikan oleh seorang mukmin, maka sesungguhnya Allah Swt, akan menggantinya.

  Dan sesungguhnya Alloh Swt, yang akan menanggung semua bentuk nafkah, kecuali apa (biaya) yang digunakan untuk hal yang berhubungan dengan bangunan atau hal yang berhubungan dengan kemaksiatan".

وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : (مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ اِلاَّ وَمَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ، فَيَقُوْلُ اَحَدُهُمَا

  Nabi Saw, bersabda: "Tiada hari, kecuali ada dua malaikat yang selalu turun kepada seorang hamba Alloh sejak pagi, Malaikat yang satu berdo'a :

اَللّٰهُمَّ اَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا

  "Ya Alloh, berilah ganti bagi orang yang telah mengeluarkan infaqnya'.

وَيَقُوْلُ الْآخَرُ : اَللّٰهُمَّ اَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا 

  Dan malaikat yang satunya lagi berdoa: "Ya Alloh, berilah kerusakan sebagai ganti bagi orang yang telah menahan/mengekang infaqnya".

وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : (مَنْ عَلَى ابْنَتَيْنِ اَوْ ثَلاَثًا اَوْ اُخْتَيْنِ اَوْ ثَلاَثًا حَتَّى يَبِنْ اَوْ يَمُوْتُ عَنْهُنَّ، كُنْتُ اَنَا وَهُوَ فِى الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ) . وَاَشَارَ بِأُصْبُعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالَّتِى تَلِيْهَا (وَكَانَ لَهُ اَجْرُ مُجَاهِدٍ فِی سَبِيْلِ اللّٰهِ صَائِماً قَائِمًا

  Nabi Saw, bersabda: "Barang siapa memberikan nafkah kepada dua atau tiga anak wanitanya, atau barang siapa memberi nafkah kepada dua atau tiga orang saudara wanitanya,

  Atau (dalam usaha mencari nafkah) sehingga ia mati meninggalkan mereka, maka (di akhairat kelak) antara saya dengan dia didalam surga seperti ini,

  Beliau memberi isyarat dengan jari­-jari beliau, yaitu jari telunjuk dan jari tengah,

  Dan dia juga memperoleh pahala sebagaimana pahala orang yang berjuang demi menegakkan agama Alloh dalam keadaan puasa dan dalam keadaan selalu beribadah kepada Alloh.

قَالَتِ امْرَاَةٌ : وَوَحِدَةٌ يَارَسُوْلَ اللّٰهِ ؟ قَالَ : (وَوَاحِدَةٌ

  Seorang wanita bertanya, 'Apabila anak wanita itu hanya satu, apakah sama, ya Rasulalloh?' Beliau menjawab, 'Ya, meskipun hanya satu orang anak wanita".

وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : (اِنَّ الْمَعُوْنَةَ تَأْتِى الْعَبْدَ مِنَ اللّٰهِ عَلَى قَدْرِ الْمُؤْتَةِ، وَاِنَّ الصَّبْرَ يَأْتِي مِنَ اللّٰهِ عَلَى قَدْرِ الْبَلاَءِ، وَاَوَّلُ مَا يُوْضَعُ فِى مِيْزَانِ الْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ نَفَقَتُهُ عَلَى اَهْلِهِ

  Rasululloh Saw, bersabda: "Sesungguhnya pertolongan terhadap seorang hamba itu datang dari Alloh Swt, menurut kadar biaya (nafkah) yang dibutuhkan oleh seorang hamba.

  Dan sesungguhnya sabar itu juga datang dari Alloh Swt, menurut kadar bala' yang diturunkan, juga menurut kemampuan seorang hamba.

  Dan sesungguhnya pada hari kiamat kelak, sesuatu yang pertama kali diletakkan diatas timbangan seorang hamba adalah, apa yang telah dinafkahkan oleh seseorang hamba tersebut kepada keluarganya."

وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : (اِذَا كَثُرَتْ ذُنُوْبُ الْعَبْدِ ابْتِلاَهُ اللّٰهُ بِالْعِيَالِ لِيَغْفِرَهَا لَهُ

  Rasulullah Saw. bersabda: "Jika seorang hamba telah banyak berbuat dosa, maka (ada kalanya) Alloh akan mencobanya dengan cara kesulitan dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, agar Alloh memberi ampunan atas dosa­-dosanya itu."

وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : (اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ الْمُتَعَفِّفَ اَبَا الْعِيَالِ

  Rasulullah Saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah Swt, mencintai seorang hamba, dari seorang ayah yang selalu menjaga diri dari jalan berbuat dosa dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya".

وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : (مَنْ بَاتَ مَتْعُوْبًا فِى طَلَبِ مَعَاشِ اَوْلاَدِهِ مَغْفُوْرًا لَهُ

  Rasulullah Saw, bersabda: "Barang siapa semalaman dalam keadaan keletihan karena (di waktu siangnya habis) mencari biaya untuk menghidupi/memenuhi kebutuhan anak­-anaknya, maka semalaman pula dia mendapat ampunan dari Allah Swt."

وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ :(مَنْ طَلَبَ الدُّنْيَا حَلاَلاً وَاسْتِعْفَافًا عَنِ الْمَسْأَلَةِ، وَسَعْيًا عَلَى عِيَالِهِ، وَتَعَطُّفًا عَلَى جَارِهِ، جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَوَجْهُهُ كَالْقَمَرِ لَيْلَةِ الْبَدْرِ، وَمَنْ طَلَبَهَا حَلاَلاً تَكَاثُرًا مُفَاخِرًا مُرَائِيًا لَقِيَ اللّٰهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانٌ

  Rasulullah Saw, bersabda: "Barang siapa mencari harta dunia dengan jalan yang halal, menjaga diri dari meminta­-minta, berusaha keras demi mencukupi keluarganya, serta kasih sayang terhadap tetangganya, maka pada hari kiamat kelak, dia akan datang dengan wajah yang cemerlang, laksana bulan purnama dimalam hari.

  Dan barang siapa mencari harta dunia yang halal, yang mana tujuannya hanya karena ingin menumpuk­-numpuk harta, tujuannya karena ingin unggul­-unggulan harta, serta tujuannya karena ingin pamer, maka pada hari kiamat kelak dia akan bertemu Allah, sementara Allah sangat murka kepadanya".

وَفِى حَدِيْثٍ اَنَسْ، قَالَ : قُلْتُ : يَارَسُوْلَ اللّٰهِ ! اَلْجُلُوْسُ مَعَ الْعِيَالِ اَفْضَلُ اَمِ الْجُلُوْسُ فِى الْمَسْجِدِ ؟ 

  Dan didalam hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Anas r.a, ia berkata: "Saya bertanya, 'Ya Rasulallah, mana yang lebih utama, antara bercengkrama (bersedau gurau/bercakap­-cakap/ngobrol-ngobrol) bersama keluarga atau duduk­ i'tikaf didalam masjid?'

قَالَ : (اَلْجُلُوْسُ سَاعَةً مَعَ الْعِيَالِ اَحَبُّ اِلَيَّ مِنَ الْاِعْتِكَافِ فِى مَسْجِدِى هَذَا

  Rasulullah Saw, menjawab: "Bercengkrama (bersedau gurau/bercakap­-cakap/ngobrol-ngobrol) satu jam bersama keluarga itu lebih aku senangi, dari pada i'tikaf didalam masjidku ini.

قَالَ : قُلْتُ : يَارَسُوْلَ اللّٰهِ ! اَلنَّفَقَةُ عَلَى الْعِيَالِ اَحَبُّ اِلَيْكَ اَمِ النَّفَقَةُ فِى سَبِيْلِ اللّٰهِ ؟ 

  Sahabat Anas bertanya lagi, 'Ya Rasulallah, apakah memberi nafkah keluarga itu lebih engkau senangi dari pada memberi nafkah untuk sabilillah?'

قَالَ : (دِرْهَامٌ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ عَلَى عِيَالِهِ اَحَبُّ اِلَيَّ مِنْ اَلْفِ دِيْنَارٍ يُنْفِقُهُ فِى سَبِيْلِ اللّٰهِ

  Beliau menjawab, 'Satu keping dirham yang dinafkahkan/disalurkan untuk memenuhi keperluan keluarganya itu lebih aku senangi dari pada seribu keping dinar yang dinafkahkan/disalurkan demi untuk sabilillah."

وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : (اِنَّ فِى الْجَنَّةِ لَغُرَفًا يُرَى ظَهِرُهَا مِنْ بَاطِنَهَا، وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا

  Rasulullah Saw, bersabda: "Sesungguhnya didalam surga terdapat sebuah kamar yang dapat dilihat keindahannya, baik keindahan luarnya, maupun keindahan dalamnya dan dapat dilihat pula keindahan dalamnya dari luar.

قِيْلَ : وَمَنْ سَكَنَهَا يَارَسُوْلَ اللّٰهِ ؟ 

  Kemudian ditanyakan, 'Siapakah orang yang bakal menempati kamar itu, ya Rasulallah?'

قَالَ : (اَلَّذِيْنَ يُطْعِمُوْنَ الطَّعَامَ، وَيُطِيْبُوْنَ الْكَلاَمَ، وَيُدِيْمُوْنَ الصِّيَامَ، وَيُفْشُوْنَ السَّلاَمَ، وَيُصَلُّوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسِ نِيَامٌ

  Rasulallah Saw, menjawab, Orang yang bakal menempati kamar tersebut, yaitu orang-orang yang mau memberi makan terhadap kekuarganya, orang-orang yang baik tutur katanya, orang yang senantiasa puasa sunah, orang yang senang menyebarluaskan salam, dan orang yang melakukan shalat pada malam hari ketika kebanyakan manusia tengah lelap dalam tidurnya, (yakni dikala orang-orang yahudi, orang-orang nasrani, dan orang-orang majusi tengah lelap dalam tidurnya)".

قَالُوْا : يَارَسُوْلَ اللّٰهِ ! وَمَنْ يُطِيْقُ ذَلِكَ ؟ 

  Mereka bertanya lagi, ya Rasulullah, siapakah orang yang sanggup melaksanakan hal itu ?'

قَالَ :(مَنْ قَالَ : سُبْحَانَ اللّٰهِ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ، وَلاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّٰهُ، وَاللّٰهُ اَكْبَرُ، فَقَدْ اَطَابَ الْكَلاَمَ

  Nabi Saw menjawab: "Barang siapa membaca: "Subhaanalloohi Wal Hamdulillahi Walaa Ilaaha Illallooh Walloohu Akbar", Maka sungguh ia telah direken tergolong sebagai orang yang baik tutur katanya,

وَمَنْ اَطْعَمَ اَهْلَهُ فَقَدْ اَطْعَمَ الطَّعَامَ

  Dan barang siapa yang memberi makan keluargannya, maka sunguh ia direken pula telah memberi makan kepada banyak orang.

وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ فَقَدْ آدَمَ الصِّيَامَ 

  Dan barang siapa yang berpuasa dibulan romadhan, maka sungguh ia direken tergolong menjadi orang yang selalu berpuasa.

وَمَنْ لَقِيَ اَخَاهُ يُسَلِّمُ عَلَيْهِ فَقَدْ اَفْشَى السَّلاَمَ

  Dan barang siapa yang jika bertemu saudara seimannya kemudian ia mendahului uluk salam, (adat jawa/adat indonesia: bertanya/menyapa dulu), maka sungguh ia direken tergolong orang yang benar-benar menyiarkan salam.

وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ الْآخِرَةَ وَالْفَجْرَ فَقَدْ صَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ) اَيْ : اَلْيَهُوْدُ وَالنَّصَارَى وَالْمَجُوْسُ، اھـ 

  Dan barang siapa melaksanakan sholat isya dan subuh dengan baik, maka sungguh ia direken tergolong telah melaksanakan shalat pada malam hari, ketika kebanyakan manusia tengah lelap dalam tidurnya, yakni dikala orang-orang yahudi, orang-orang nasrani, dan orang-orang majusi tengah lelap dalam tidurnya". [SII Group].

Share :

0 Response to "21. KEUTAMAAN MENAFKAHI KELUARGA"

Posting Komentar