BAB-8H. Sekelumit Tentang Peringatan Isra Dan Mi'raj Rasulallah Saw


  Isra dan Mi’raj termasuk hari-hari Allah yang layak diperingati, karena berkaitan langsung dengan Nabi Besar Muhammad saw. ke alam jabarut atas kehendak dan kekuasaan Allah swt. Kejadian Isra dan Mi’raj Rasulallah saw. ini telah disebutkan dalam firman Allah swt. (QS.Al-Isra), sedangkan riwayat perjalanan Isra dan Mi’raj Rasulallah saw. ini diriwayatkan dalam berbagai hadits diantaranya oleh Imam Bukhori, Imam Muslim dan lainnya.

Peristiwa Isra dan Mi’raj ternyata merupakan ujian tentang sejauh mana orang benar-benar mengimani kebenaran Allah dan Rasul-Nya. Diantara sejumlah kaum muslimin yang masih sedikit pada masa itu, sebagian goyah dan goncang keimanannya. Bagi mereka yang tidak beroleh hidayat dari Allah swt. bahkan keluar meninggalkan Islam, kembali ke kepercayaan semula.
 
Bagi mereka ini memang sulit sekali mempercayai sesuatu yang dirasa tidak masuk akal, bahkan mereka ketika mendengar berita tentang peristiwa itu mengolok-ngolok Rasulallah saw, bahkan menuduhnya ‘keranjingan setan’. Ada lagi yang menganggap peristiwa Isra dan Mi’raj itu perbuatan sihir. Memang demikianlah keadaan manusia yang hanya mengenal nikmat lahiriyah (fisik-material), tetapi terjauhkan dari nikmat bathiniah (mental-spritual), yaitu nikmat Iman dan Islam.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad saw. merupakan sebagian dari nikmat dan kebesaran Allah swt yang mengandung banyak hikmah dan pelajaran bagi ummat manusia, khususnya bagi kaum Muslimin. Peristiwa Isra yang mendahului Mi’raj dan terjadi pada malam yang sama, juga merupakan mu’jizat yang meyakinkan manusia akan kebenaran Risalah dan agama yang dibawakan oleh junjungan kita Nabi Muhammad saw., terutama mengenai pemberitaan bentuk bangunan Masjid Al-Aqsha di Yerussalem yang disampaikan oleh beliau saw. kepada para sahabat.

Riwayat singkatnya:

Setelah beliau saw. sholat dua rakaat didalam masjid Al-Aqsha, dan beliau saw. mengimami sholat jama’ah para Nabi dan Rasul terdahulu di Masjidul-Aqsha ini, Jibril as. membawa beliau Mi’raj yakni naik kelangit pertama sampai ke langit ketujuh. Setiap langit yang beliau saw. hampiri, beliau saw. disambut oleh para Rasul yang terdahulu, misalnya Nabi Adam as berada dilangit yang pertama, Nabi Isa dan Yahya –‘alaihimas salaam- berada dilangit yang kedua, Nabi Yusuf as. dilangit yang ketiga, Nabi Idris as dilangit yang keempat, Nabi Harun as. dilangit yang kelima, Nabi Musa as. dilangit yang keenam dan Nabi Ibrahim as. berada dilangit yang ketujuh, sedang bersandar pada Al-Baitul-Makmur.

 Tiap hari tujuh puluh ribu malaikat masuk kedalamnya (Baitul Makmur) tanpa keluar lagi. Kemudian Rasulallah saw. naik ke Sidratul-Muntaha. Pada waktu peristiwa Mi’raj ini Allah swt. mewahyukan kepada beliau saw. tentang ketetapan lima waktu sholat wajib sehari semalam. Beliau saw. adalah manusia satu-satunya yang mengalami kejadian itu, Ini tidak lain menunjukkan betapa luhur dan agungnya kedudukan beliau saw..

Peristiwa ini bisa kita ambil pelajaran beberapa soal penting umpamanya, setiap beliau saw. sampai disatu lapis langit selalu disambut gembira oleh para Nabi dan Rasul terdahulu, dan semua mendo’akan kebajikan bagi beliau saw.. Dalam perjalanan Isra ke Palestina di Yerussalem beliau saw. mengimami sholat jama’ah para Nabi dan Rasul terdahulu di Masjidul-Aqsha. Tidak kurang pentingnya dari semuanya itu ialah do’a kebajikan yang dipanjatkan oleh para Nabi dan Rasul di alam baqa bagi junjungan Nabi kita Muhammad saw. 

Dengan demikian riwayat disini menunjukkan bahwa arwah orang yang telah wafat bisa berdo’a dan terbang kemana-mana menurut kehendaknya sebagaimana yang diriwayatkan oleh perawi hadits (lebih mendetail baca kehidupan ruh-ruh manusia yang telah wafat pada bab Ziarah kubur dibuku ini).

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa tidak ada ketentuan syari’at cara mengingat atau memperingati hari-hari Allah yang harus diselenggarakan pada hari-hari tertentu, begitu juga bentuk perayaan atau peringatan sebagaimana yang dituturkan dalam hadits-hadits ternyata bermacam-macam.

 Ada yang berupa ibadah puasa, ada yang dengan cara memotong kambing lalu dimakan bersama, ada yang merayakan dengan nyanyian, dan mendeklamasikan sya’ir-sya’ir sambil memukul rebana dan ada pula yang merayakan dengan bermain-main tombak serta perisai.

Begitu juga halnya dengan peringatan Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad saw., walaupun sementara orang berpendapat bahwa tidak ada nash yang jelas menyebut pada malam apa, tanggal berapa dan bulan apa Isra dan Mi’raj itu terjadi, itu sama sekali bukan halangan atau larangan untuk memperingati peristiwa penting dan besar dalam sejarah itu. Keabsahan peringatan Isra Mir’raj menurut syara’ sama dengan keabsahan peringatan maulid. 

Alasan-alasan dan dalil-dalil yang telah dikemukakan untuk memperkokoh keabsahaan maulid, pada dasarnya memperkuat juga keabsahan peringatan Isra dan Mi’raj. (silahkan rujuk dalil-dalil yang telah kami kemukakan sebelumnya).

Peringatan Isra Mi’raj ini dapat diselenggarakan kapan saja, tetapi yang lebih tepat dan afdhal ialah pada waktu yang telah diisyaratkandalam berita-berita riwayat (yaitu pada bulan Rajab). Tujuan utama memperingati ini tidak lain sama halnya dengan peringatan maulid Nabi saw. dan hari-hari Allah lainnya adalah mensyukuri nikmat Allah swt. yang tidak terhingga besarnya. Hari hijrah Rasulallah dari Makkah ke Madinah pun sangat banyak sekali hikmahnya. 

Banyak sekali pelajaran yang dapat ditarik oleh kaum muslimin dari peristiwa besar dalam sejarah Islam ini. 

Untuk mengetahui lebih mendetail mengenai perjalanan Isra dan Mi’raj Nabi Besar Muhammad saw. silahkan membaca kitab Shohih Bukhori atau dalam shohih Muslim dan kitab lainnya. Demikianlah sekelumit tentang peringatan Isra dan Mi’raj Sayyidul Mursalin Rasulallah saw.

Share :

0 Response to "BAB-8H. Sekelumit Tentang Peringatan Isra Dan Mi'raj Rasulallah Saw"

Posting Komentar